Terima Kasih Telah Meluangkan Waktunya Untuk Mengunjungi Blog Ini

Sejarah Bontang FC

Didirikan: 18 Juni 1988
Ketua Umum: dr.H.A. Sofyan Hasdam, Sp.S
Manajer Tim: Andi Faisal Sofyan Hasdam
Pelatih: Fachry Husaini
Julukan: Laskar Bukit Tursina dan Laskar Khatulistiwa
Stadion: Mulawarman Bontang, Indonesia (kapasitas: 12.000)
Suporter: Bontang Mania

Catatan Prestasi:

Galatama
1988/89: Peringkat 9
1989/90: Peringkat 3
1990/91: Peringkat 2
1991/92: Peringkat 2
1992/93: Papan tengah Kompetisi Galatama
1993/94: Papan tengah Kompetisi Galatama

Liga
1994/1995 : Semi-final
1995/1996 : 12 Besar
1996/1997 : Peringkat 6 Wilayah Timur
1998/1999 : 10 Besar
1999/2000 : Runner-up
2001 : Peringkat 5 Wilayah Timur
2002 : Peringkat 6 Grup Timur
2003 : Peringkat 10 Wilayah Timur
2004 : Peringkat 11 Wilayah Timur
2005 : Peringkat 6 Wilayah Timur
2006 : Peringkat 10 Wilayah Timur
2007 : Peringkat 13 Wilayah Timur (Promosi Superliga sebagai pengganti)
2008/09: peringkat ke-13 Superliga

Copa
2005: Babak 16 besar
2006: Babak 32 besar
2007: Babak 16 besar
2008: Babak 48 besar

Sejarah Singkat:

Bontang Football Club atau lebih dikenal dengan sebutan Bontang FC adalah sebuah klub profesional eks Liga Sepakbola Utama (Galatama) yang berkedudukan di Botang, Kalimantan Timur. Tim berjuluk "Laskar Bukit Tursina" ini semula adalah milik perusahaan pupuk terbesar di tanah air, sehingga namanya pun sesuai dengan nama perusahaan tersebut.

Seiring dengan waktu serta beralihnya pendanaan tim ini ke Pemkot Bontang, namanya pun ikut berganti. Sempat berubah menjadi Bontang PKT, kemudian pada akhirnya menjadi Bontang FC terhitung sejak, 12 Juni 2009.

Sejarah panjang klub ini dimulai pada 1978, tepatnya pada era kompetisi sepakbola semi-profesional Galatama dan amatir, yakni Perserikatan masih bergulir.

Dukungan dana yang memadai dari salah satu perusahaan pupuk terbesar di tanah air, Pupuk Kalimantan Timur (PKT), membuat tim ini tetap eksisi, meski sejumlah klub eks Galatama "gulung tikar" akibat krisis finansial.

Hebatnya, sejak pertama kali mengikuti kompetisi semi-profesional yang berlabel Liga Indonesia pada musim 1994/95, yakni peleburan Galatama dan Perserikatan, tim ini tidak pernah turun kasta.

Bahkan di musim pertama, PKT sempat membuat sensasi dengan menembus empat besar, di tengah dominasi tim-tim eks Perserikatan, yang mendapat sokongan dana APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah).

Sayangnya di semi-final PKT dibekuk tim eks Galatama lainnya, Petrokimia Putra, dengan skor tipis 1-0. Langkah sensasional kembali mereka catat di musim kompetisi 1999/00.

Di mana tanpa terduga PKT mampu merengsek hingga ke final. Tapi dewi fortuna rupanya belum berpihak ke kubu PKT sehingga mereka harus puas dengan posisi runner-up, setelah dikandaskan tim bertabur bintang saat itu, PSM Makassar, juga dengan skor tipis 3-2.

Sejak saat itu prestasi tim yang saat ini tampil di Superliga, kompetisi paling bergengsi di tanah air, cenderung stagnan. Bahkan keikutsertaan mereka di Superliga pun bukan diperoleh dari jalur kompetisi seperti kontestan Superliga lainnya, namun karena mundurnya Persiter Ternate dan Persmin Minahasa.

Oleh PT Liga Indonesia yang kala itu masih bernama Badan Liga Indonesia (BLI), PKT bersama PSIS Semarang tampil sebagai pengganti dua tim yang mundur tersebut.

Hal itu setelah BLI menetapkan PKT lolos verifikasi dengan nilai tertinggi bersama Mahesa Jenar, dengan menyingkirkan tim divisi utama lainnya yang ikut mencari peruntungan tampil di Superliga, kasta tertinggi sepakbola nasional musim depan.

Itu dengan memanfaatkan dua tempat yang ditinggal Persiter dan Permin Minahasa, yang mendapatkan tiket Superliga dari jalur kompetisi, sayang harus mundur karena dilanda krisis finansial.
0 komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog

Page Ranking Tool

Contributors

Foto Saya
MANGGE ABHOENK
Lihat profil lengkapku

Recent Posts

Traffic Blog