Banyak strategi di dunia SEO yang telah ketinggalan jaman, misalnya ranking untuk kata kunci yang tidak dicari orang. Bahkan, memasukkan situs Anda ke ribuan direktori web untuk mendapatkan link dan men-submit situs Anda ke search engine untuk mendapatkan indeks adalah dua cara yang sudah tidak diperhitungkan oleh pakar SEO modern.

Webmaster masih percaya bahwa merubah link adalah jawaban yang magis untuk mendapatkan peringkat yang lebih tinggi (banyak diantara mereka masih berharap banyak pada Google PageRank). Semua teknik tersebut masih dijalankan oleh SEO’er oldschool yang belum mengerti dinamisme dari sebuah Web 2.0.

Trend SEO 2.0

Web 2.0 adalah sebuah web super lengkap yan mengusung berbagai perangkat sosial. Jadi SEO untuk Web 2.0 juga wajib memasukkan unsur-unsur social media. Membangun social network di Facebook, LinkedIn, Bebo, YouTube, FriendFeed, Twitter dan yang sejenis hanyalah salah satu aspek. Jika Anda membangunnya, para pengikut tidak serta merta datang. Anda harus memberikan alasan yang tepat kenapa mereka harus menjadi anggota dari komunitas yang Anda bentuk. Dan yang lebih penting, Anda harus memberikan alasan kenapa mereka harus mengklik link yang Anda submit untuk mendapatkan perhatian. Baru setelah itu Anda akan mendapatkan keuntungan dari jaringan yang telah dibangun sesuai dengan yang digunjingkan oleh web marketer. Twitter adalah contoh yang tepat bagaimana “network effect” ini akan menguntungkan. Dell berhasil meraih keuntungan lebih dari $3 juta setelah menggunakan Twitter untuk mengumumkan penawaran spesial dan berkomunikasi dengan costumernya.

Link baiting, adalah teknik SEO modern yang lain juga memiliki aspek sosial. Dengan mem-publish konten yang menarik bagi orang lain, pada dasarnya Anda telah mendorong orang untuk masuk ke situs Anda. Konten yang bagus akan menjadi viral hanya dalam hitungan jam. Pembaca akan mentweet link tersebut, menginformasikan ke jaringannya, menyebutkan konten tersebut di websitenya dan yang lain-lain. Beginilah cara sebuah natural link dibuat dan merupakan cara yang berguna untuk memulai linking campaign.

SEO Aspek lain yang juga penting didefinisikan sebagai “long tail.” Terminologi ini dipopulerkan oleh Chris Anderson, Editor In Chief majalah Wired, dan digunakan untuk mendeskripsikan strategi yang niche untuk bisnis-bisnis yang menjual produk-produk unik dalam jumlah besar. Seperti Anda lihat, hal ini memang tidak berkaitan secara langsung dengan SEO. Namun SEO menyukai terminologi di atas dan digunakan untuk mendefinisikan strategi SEO yang menggunakan pharse kata kunci yang panjang (biasanya terdiri dari 5 kata per phrase).

Mengukur SEO 2.0

Terobsesi dengan page view dan rangking di Alexa sudah bukan cara untuk mengukur kesuksesan sebuah SEO. Namun program analytic yang disediakan oleh Google menawarkan nomer metrik yang lebih relevan. Misalnya, Jika kata kunci yang paling baik adalah keyword yang menyebutkan brand Anda, maka bisa dibilang SEOnya belum berhasil. “Good SEO delivers traffic for non-brand keywords more than for brand keywords.” Memang juga merupakan sebuah hal yang penting jika orang mencari brand Anda, namun jangan terlalu berharap terlalu banyak akan mendapatkan natural traffic.

Metrik penting lainnya adalah jika Anda menggunakan Google Webmaster Tools (sebagai contoh), maka jumlah unique pageslah yang akan dicrawled dan diindeks oleh mesin pencari. Ini berarti, “Semakin banyak unique page yang diindeks oleh search engine berarti semakin tinggi pula peluang untuk menambahkan traffic yang akan menghasilkan penjualan.

Jumlah page yang mendorong traffic ke situs Anda juga sangat penting. Pertahankan hal ini tetap tinggi. Halman yang tidak men-drive traffic bisa dibilang akanmenjadi sebuah halaman mati. Mereka justru akan lebih mengacaukan situs Anda ketimbang membawa keuntungan untuk SEO. Tentunya, ada banyak metrics lain yang bisa membantuk kesuksesan SEO 2.0 yang Anda lakukan.